Selasa, 02 Desember 2014

SYARIAH ISLAM DALAM BERTETANGGA


وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Sembahlah Allah dan janganlah kami mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapa, karib kerabat, anak-anak yatim, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah swt tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”[al-Nisaa’:36].
مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

“Malaikat Jibril senantiasa berpesan kepadaku untuk selalu berbuat baik kepada tetangga, hingga aku menyangka, bahwa tetangga itu akan ikut mewarisinya.”[HR. Bukhari dan Muslim]
CELAAN BAGI YANG MENGANGGU TETANGGANYA
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Tidak akan masuk ke dalam sorga siapa saja yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.”[HR. Muslim]
MEMPERBANYAK KUAH MAKANAN UNTUK TETANGGA

إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فَأَكْثِرْ مَاءَهُ ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانِكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوفٍ

Jika engkau memasak, perbanyaklah kuahnya, lalu perhatikan tetanggamu, dan berikanlah kepadanya dengan cara yang baik.”[HR. Muslim]
LARANGAN MEMUTUSKAN HUBUNGAN LEBIH DARI TIGA HARI 

مَا مِنْ رَجُلَيْنِ يَتَصَارَمَانِ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَيَهْلِكُ أَحَدُهُمَا فَمَاتَا وَهُمَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْمُصَارِمَةِ ِإلَّا هَلَكَا جَمِيْعًا وَمَا مِنْ جَارٍ يُظْلِمُ جَارَهُ وَيَقْهِرُهُ حَتَّى يَحْمِلُهُ ذَلِكَ عَلَى أَنْ يَخْرُجَ مِنْ مَنْزِلِهِ إِلَّا هَلَكَ

”Tidak ada dua orang yang saling memutuskan hubungan lebih dari tiga hari, lalu salah satu mati, lalu keduanya mati dalam keadaan seperti itu, maka keduanya akan binasa bersama. Tidak ada seorangpun yang mendzalimi tetangganya dan menyakitinya sampai hal itu membawanya keluar dari rumahnya kecuali, dia pasti binasa.” [HR. Bukhari]
SENANG TAHAJUD TAPI MELUPAKAN TETANGGA
Abu Hurairah berkata: “Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw
:
يَا رَسُوْلُ اللهِ إِنَّ فُلَانَةً تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَتَصُوْمُ النَّهَارَ وَتَفْعَلُ وَتَصْدُقُ وَتُؤْذِي جِيْرَانَهَا بِلِسَاِنهَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا خَيْرَ فِيْهَا هِىَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَفُلَانَةً تُصَلِّى الْمَكْتُوْبَةَ وَتَصْدُقُ بِأَثْوَارِ وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هِىَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Wahai Rasulullah, ada seorang wanita bangun di waktu malam (sholat tahajud) dan berpuasa di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bershadaqah. Akan tetapi, ia suka mengganggu tetangganya dengan lidahnya.” Rasulullah saw menjawab, “Tidak ada kebaikan bagi dirinya, dia adalah penduduk neraka.” Lalu, mereka bertanya, “Ada seorang wanita lain yang melakukan sholat fardlu, bershadaqah dengan gandum, dan tidak pernah mengganggu tetangganya”. Rasulullah saw bersabda, “Dia adalah bagian dari penduduk surga.” [HR. Bukhari]
DOA RASULULLAH MENDAPAT TETANGGA YANG BAIK 

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِي دَارِ الْمَقَامِ فَإِنَّ جَارَ الدُّنْيَا يَتَحَوَّلُ

Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari tetangga yang buruk (perangainya) di akherat, sesungguhnya tetangga yang ada di dunia pasti akan berpindah.” [HR. Bukhari]

DOSA BESAR BERZINA DENGAN TETANGGA, MENCURI BARANG TETANGGA 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ مَا تَقُولُونَ فِي الزِّنَا قَالُوا حَرَّمَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ فَهُوَ حَرَامٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ لَأَنْ يَزْنِيَ الرَّجُلُ بِعَشْرَةِ نِسْوَةٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَزْنِيَ بِامْرَأَةِ جَارِهِ قَالَ فَقَالَ مَا تَقُولُونَ فِي السَّرِقَةِ قَالُوا حَرَّمَهَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ فَهِيَ حَرَامٌ قَالَ لَأَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ عَشْرَةِ أَبْيَاتٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ
 
“Rasulullah saw bertanya kepada para shahabat tentang zina. Para shahabat menjawab, “Zina adalah perbuatan yang diharamkan Allah dan RasulNya hingga hari kiamat. Selanjutnya Rasulullah saw bersabda,” Berzinanya seseorang dengan sepuluh wanita lebih ringan dosanya daripada jika ia berzina dengan seorang wanita yang menjadi tetangganya.” Rasulullah saw juga bertanya kepada para shahabat tentang pencurian. Mereka menjawab, “Mencuri adalah perbuatan yang diharamkan Allah dan RasulNya.” Rasulullah saw menukas,”Seseorang yang mencuri dari sepuluh rumah lebih ringan dosanya daripada jika ia mencuri dari satu rumah tetangganya.”[HR. Bukhari]
MEMBERI UNTUK TETANGGA YANG LEBIH DEKAT 

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي قَالَ إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا

‘Ya Rasulullah, saya mempunyai dua orang tetangga. Lantas, mana yang harus aku beri terlebih dahulu? Rasulullah saw menjawab,”Berikanlah kepada tetangga yang paling dekat (pintunya) dengan kamu,” [HR. Bukhari]
TIDAK BERIMAN YANG MEMBIARKAN TETANGGANYA KELAPARAN 

سَمِعْتُ بْنَ عَبَّاسٍ يُخْبِرُ بْنَ الزُّبَيْرِ يَقُوْلُُ سَمِعْتُ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ ثُمَّ لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبِعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ
 
Saya pernah mendengar Ibnu ‘Abbas meriwayatkan dari Ibnu Zubair, dimana dia berkata,” Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Bukan orang yang beriman, siapa saja yang kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar.” [HR. Bukhari]
TIDAK MENGGUNJING,MEMFITNAH, DAN GHIBAH TETANGGA 

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”[al-Hujurat:12]

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْغِيبَةُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ghibah? Rasulullah saw menjawab, “Kamu menyebut sesuatu dari kawanmu yang ia sangat benci jika dikatakan.” Bagaimana seandainya saya menceritakan apa yang memang terjadi pada saudaraku.’ Rasulullah saw menjawab, “Jika engkau menceritakan apa yang terjadi pada saudaramu, berarti kamu telah menggunjingnya; dan apabila engkau menderitakan apa yang sebenarnya tidak terjadi pada saudaramu, maka engkau telah membohongkannya.”[HR. Abu Dawud].
HUKUMAN BAGI YANG SUKA MENGGUNJING

لَمَّا عَرَجَ بِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ

Ketika aku dimi’rajkan, aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari tembaga dimana mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka. Lalu, aku bertanya,”Siapakah mereka wahai Jibril?’ Jibril menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging sesama manusia dan mengganggu kehormatan sesama manusia (maksudnya: suka menggunjing).” [HR. Abu Dawud]
TOLONG MENOLONG DALAM KEBAIKAN
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah kalian tolong menolong dalam hal dosa dan permusuhan..”[al-Maidah:2]
MENGUNDANG TETANGGA YANG MISKIN
شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُمْنَعُهَا مَنْ يَأْتِيهَا وَيُدْعَى إِلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا

*شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الْأَغْنِيَاءُ وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ

Sejelek-jelek makanan yaitu makanan walimah (pesta), dimana orang yang membutuhkan makanan itu tidak diundang, sedangkan orang yang tidak membutuhkannya malah diundang.” [HR. Muslim] Dalam riwayat lain disebutkan, “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah, dimana yang diundang hanyalah orang-orang kaya, sedangkan orang-orang yang miskin tidak diundangnya.”[HR. Bukhari dan Muslim]
TIDAK MENDZOLIMI TETANGGA
لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنْ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ

Sungguh kamu sekalian nanti pada hari kiamat diperintahkan untuk mengembalikan semua hak kepada yang berhak. Sampai-sampai kambing yang tidak bertanduk (yang sewaktu di dunia pernah ditanduk) diberi hak untuk membalas kambing yang bertanduk.”[HR. Muslim]
HAK TETANGGA

قُلْنَا يَارَسُوْلَ اللهِ مَا حَقُّ الْجَارِ قَالَ إِنْ اسْتَقْرَضْكَ أَقْرِضْتَهُ وَإِنْ اسْتَعَانَكَ أَعْنَتَهُ وَإِنْ إِحْتَاجَ أَعْطَيْتَهُ وَإِنْ مَرِضَ عِدْتَهُ وَإِنْ مَاتَ تَبِعْتَ جَنَازَتَهُ وَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ سِرَّكَ وَهَنِيْتَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيْبَةٌ سَاءَتْكَ وَعَزِيْتَهُ وَلَا تُؤْذِهِ بِقِتَارِ قَدْرِكَ إِلَّا أَنْ تَغْرِفَ لَهُ مِنْهَا وَلَا تَسْتَطِلُّ عَلَيْهِ بِالْبِنَاءِ لِتَشْرِفَ عَلَيْهِ وَتَسُدُّ عَلَيْهِ الرِّيْحُ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَإِنْ اشْتَرَيْتَ فَاكِهَةً فَأَهْدِ لَهُ مِنْهَا وَإِلَّا فَأَدْخُلْهَا سِرًّا لَا يَخْرُجْ وَلَدُكَ بِشَئٍ مِنْهُ يُغِيْظُوْنَ بِهِ وَلَدُهُ وَهَلْ تَفْقَهُوْنَ مَا أَقُوْلُ لَكُمْ لَنْ يُؤْدِي حَقُّ الْجَاِر إِلَّا الْقَلِيْلُ مِمَّنْ رَحِمَ اللهُ

Kami bertanya kepada Rasulullah,”Wahai Rasulullah, apa hak tetangga itu? Rasulullah saw menjawab, “Jika ia berhutang kepadamu, maka berilah dirinya hutang, jika ia meminta bantuan, bantulah ia, jika ia membutuhkan sesuatu, berilah ia, jika ia sakit maka kunjungilah, jika ia mati maka selenggarakanlah jenazahnya; jika ia mendapatkan kebaikan, bergembiralah dan ucapkanlah suka cita kepadanya, jika ia ditimpa musibah, turutlah sedih dan berduka. Janganlah engkau menyakitinya dengan api periuk belangamu (maksudnya jika anda memasak jangan sampai baunya tercium tetangga), kecuali engkau memberi sebagian kepadanya. Janganlah, engkau mempertinggi bangunan rumahmu, agar bisa melebihi rumahnya, dan menghalangi masuknya angin, kecuali atas izin darinya, jika engkau membeli buah-buahan, maka berikan sebagian buah itu kepadanya, Jika engkau tidak mau memberinya, maka masukkan ia ke dalam rumahnya dengan sembunyi-sembunyi, dan janganlah anakmu keluar dengan membawa satupun buah itu, sehingga anaknya menginginkannya. Apakah kalian memahami apa yang aku katakan kepada kaliuan, bahwa hak tetangga tidak akan pernah ditunaikan kecuali oleh sedikit orang yang dikasihi Allah? [Hadits hasan, tersebut dalam Tafsir Qurthubiy]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar