وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي
الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ
كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kami mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Berbuat
baiklah kepada dua orang ibu bapa, karib kerabat, anak-anak yatim,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil,
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah swt tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”[al-Nisaa’:36].
مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
“Malaikat
Jibril senantiasa berpesan kepadaku untuk selalu berbuat baik kepada
tetangga, hingga aku menyangka, bahwa tetangga itu akan ikut
mewarisinya.”[HR. Bukhari dan Muslim]
CELAAN BAGI YANG MENGANGGU TETANGGANYA
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
“Tidak akan masuk ke dalam sorga siapa saja yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.”[HR. Muslim]
MEMPERBANYAK KUAH MAKANAN UNTUK TETANGGA
إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فَأَكْثِرْ مَاءَهُ ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانِكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوفٍ
“Jika engkau memasak, perbanyaklah kuahnya, lalu perhatikan tetanggamu, dan berikanlah kepadanya dengan cara yang baik.”[HR. Muslim]
LARANGAN MEMUTUSKAN HUBUNGAN LEBIH DARI TIGA HARI
مَا
مِنْ رَجُلَيْنِ يَتَصَارَمَانِ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَيَهْلِكُ
أَحَدُهُمَا فَمَاتَا وَهُمَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْمُصَارِمَةِ ِإلَّا
هَلَكَا جَمِيْعًا وَمَا مِنْ جَارٍ يُظْلِمُ جَارَهُ وَيَقْهِرُهُ حَتَّى
يَحْمِلُهُ ذَلِكَ عَلَى أَنْ يَخْرُجَ مِنْ مَنْزِلِهِ إِلَّا هَلَكَ
”Tidak
ada dua orang yang saling memutuskan hubungan lebih dari tiga hari,
lalu salah satu mati, lalu keduanya mati dalam keadaan seperti itu, maka
keduanya akan binasa bersama. Tidak ada seorangpun yang
mendzalimi tetangganya dan menyakitinya sampai hal itu membawanya keluar
dari rumahnya kecuali, dia pasti binasa.” [HR. Bukhari]
SENANG TAHAJUD TAPI MELUPAKAN TETANGGA
Abu Hurairah berkata: “Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw
:
يَا
رَسُوْلُ اللهِ إِنَّ فُلَانَةً تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَتَصُوْمُ النَّهَارَ
وَتَفْعَلُ وَتَصْدُقُ وَتُؤْذِي جِيْرَانَهَا بِلِسَاِنهَا فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
خَيْرَ فِيْهَا هِىَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَفُلَانَةً تُصَلِّى
الْمَكْتُوْبَةَ وَتَصْدُقُ بِأَثْوَارِ وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هِىَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Wahai Rasulullah, ada seorang wanita bangun di waktu malam (sholat tahajud) dan berpuasa di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bershadaqah. Akan tetapi, ia suka mengganggu tetangganya dengan lidahnya.” Rasulullah saw menjawab, “Tidak ada kebaikan bagi dirinya, dia adalah penduduk neraka.” Lalu,
mereka bertanya, “Ada seorang wanita lain yang melakukan sholat fardlu,
bershadaqah dengan gandum, dan tidak pernah mengganggu tetangganya”. Rasulullah saw bersabda, “Dia adalah bagian dari penduduk surga.” [HR. Bukhari]
DOA RASULULLAH MENDAPAT TETANGGA YANG BAIK
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِي دَارِ الْمَقَامِ فَإِنَّ جَارَ الدُّنْيَا يَتَحَوَّلُ
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari tetangga yang buruk (perangainya) di akherat, sesungguhnya tetangga yang ada di dunia pasti akan berpindah.” [HR. Bukhari]
DOSA BESAR BERZINA DENGAN TETANGGA, MENCURI BARANG TETANGGA
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ مَا
تَقُولُونَ فِي الزِّنَا قَالُوا حَرَّمَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ فَهُوَ
حَرَامٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ لَأَنْ يَزْنِيَ الرَّجُلُ
بِعَشْرَةِ نِسْوَةٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَزْنِيَ بِامْرَأَةِ
جَارِهِ قَالَ فَقَالَ مَا تَقُولُونَ فِي السَّرِقَةِ قَالُوا حَرَّمَهَا
اللَّهُ وَرَسُولُهُ فَهِيَ حَرَامٌ قَالَ لَأَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ
عَشْرَةِ أَبْيَاتٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ
“Rasulullah saw bertanya kepada para shahabat tentang zina. Para shahabat menjawab, “Zina adalah perbuatan yang diharamkan Allah dan RasulNya hingga hari kiamat. Selanjutnya
Rasulullah saw bersabda,” Berzinanya seseorang dengan sepuluh wanita
lebih ringan dosanya daripada jika ia berzina dengan seorang wanita yang
menjadi tetangganya.” Rasulullah saw juga bertanya kepada para shahabat tentang pencurian. Mereka menjawab, “Mencuri adalah perbuatan yang diharamkan Allah dan RasulNya.” Rasulullah saw menukas,”Seseorang yang mencuri dari sepuluh rumah lebih ringan dosanya daripada jika ia mencuri dari satu rumah tetangganya.”[HR. Bukhari]
MEMBERI UNTUK TETANGGA YANG LEBIH DEKAT
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي قَالَ إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا
‘Ya Rasulullah, saya mempunyai dua orang tetangga. Lantas, mana yang harus aku beri terlebih dahulu? Rasulullah saw menjawab,”Berikanlah kepada tetangga yang paling dekat (pintunya) dengan kamu,” [HR. Bukhari]
TIDAK BERIMAN YANG MEMBIARKAN TETANGGANYA KELAPARAN
سَمِعْتُ بْنَ عَبَّاسٍ يُخْبِرُ بْنَ الزُّبَيْرِ يَقُوْلُُ سَمِعْتُ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ ثُمَّ لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبِعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ
“Saya
pernah mendengar Ibnu ‘Abbas meriwayatkan dari Ibnu Zubair, dimana dia
berkata,” Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Bukan orang
yang beriman, siapa saja yang kenyang sedangkan tetangganya dalam
keadaan lapar.” [HR. Bukhari]
TIDAK MENGGUNJING,MEMFITNAH, DAN GHIBAH TETANGGA
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”[al-Hujurat:12]
يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَا الْغِيبَةُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ
قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ
فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا
تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Ya
Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ghibah? Rasulullah saw menjawab,
“Kamu menyebut sesuatu dari kawanmu yang ia sangat benci jika
dikatakan.” Bagaimana seandainya saya menceritakan apa yang memang
terjadi pada saudaraku.’ Rasulullah saw menjawab, “Jika
engkau menceritakan apa yang terjadi pada saudaramu, berarti kamu telah
menggunjingnya; dan apabila engkau menderitakan apa yang sebenarnya
tidak terjadi pada saudaramu, maka engkau telah membohongkannya.”[HR. Abu Dawud].
HUKUMAN BAGI YANG SUKA MENGGUNJING
لَمَّا
عَرَجَ بِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ
نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ
يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ
وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ
“Ketika
aku dimi’rajkan, aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari
tembaga dimana mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka. Lalu, aku bertanya,”Siapakah mereka wahai Jibril?’ Jibril
menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging sesama
manusia dan mengganggu kehormatan sesama manusia (maksudnya: suka
menggunjing).” [HR. Abu Dawud]
TOLONG MENOLONG DALAM KEBAIKAN
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Tolong
menolonglah kalian dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah kalian
tolong menolong dalam hal dosa dan permusuhan..”[al-Maidah:2]
MENGUNDANG TETANGGA YANG MISKIN
شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُمْنَعُهَا مَنْ يَأْتِيهَا وَيُدْعَى إِلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا
*شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الْأَغْنِيَاءُ وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ
”Sejelek-jelek
makanan yaitu makanan walimah (pesta), dimana orang yang membutuhkan
makanan itu tidak diundang, sedangkan orang yang tidak membutuhkannya
malah diundang.” [HR. Muslim] Dalam riwayat lain disebutkan, “Sejelek-jelek
makanan adalah makanan walimah, dimana yang diundang hanyalah
orang-orang kaya, sedangkan orang-orang yang miskin tidak diundangnya.”[HR. Bukhari dan Muslim]
TIDAK MENDZOLIMI TETANGGA
لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنْ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ
“Sungguh kamu sekalian nanti pada hari kiamat diperintahkan untuk mengembalikan semua hak kepada yang berhak. Sampai-sampai
kambing yang tidak bertanduk (yang sewaktu di dunia pernah ditanduk)
diberi hak untuk membalas kambing yang bertanduk.”[HR. Muslim]
HAK TETANGGA
قُلْنَا
يَارَسُوْلَ اللهِ مَا حَقُّ الْجَارِ قَالَ إِنْ اسْتَقْرَضْكَ
أَقْرِضْتَهُ وَإِنْ اسْتَعَانَكَ أَعْنَتَهُ وَإِنْ إِحْتَاجَ
أَعْطَيْتَهُ وَإِنْ مَرِضَ عِدْتَهُ وَإِنْ مَاتَ تَبِعْتَ جَنَازَتَهُ
وَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ سِرَّكَ وَهَنِيْتَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ
مُصِيْبَةٌ سَاءَتْكَ وَعَزِيْتَهُ وَلَا تُؤْذِهِ بِقِتَارِ قَدْرِكَ
إِلَّا أَنْ تَغْرِفَ لَهُ مِنْهَا وَلَا تَسْتَطِلُّ عَلَيْهِ
بِالْبِنَاءِ لِتَشْرِفَ عَلَيْهِ وَتَسُدُّ عَلَيْهِ الرِّيْحُ إِلَّا
بِإِذْنِهِ وَإِنْ اشْتَرَيْتَ فَاكِهَةً فَأَهْدِ لَهُ مِنْهَا وَإِلَّا
فَأَدْخُلْهَا سِرًّا لَا يَخْرُجْ وَلَدُكَ بِشَئٍ مِنْهُ يُغِيْظُوْنَ
بِهِ وَلَدُهُ وَهَلْ تَفْقَهُوْنَ مَا أَقُوْلُ لَكُمْ لَنْ يُؤْدِي حَقُّ
الْجَاِر إِلَّا الْقَلِيْلُ مِمَّنْ رَحِمَ اللهُ
“Kami bertanya kepada Rasulullah,”Wahai Rasulullah, apa hak tetangga itu? Rasulullah
saw menjawab, “Jika ia berhutang kepadamu, maka berilah dirinya hutang,
jika ia meminta bantuan, bantulah ia, jika ia membutuhkan sesuatu,
berilah ia, jika ia sakit maka kunjungilah, jika ia mati maka
selenggarakanlah jenazahnya; jika ia mendapatkan kebaikan, bergembiralah
dan ucapkanlah suka cita kepadanya, jika ia ditimpa musibah, turutlah
sedih dan berduka. Janganlah engkau menyakitinya dengan api
periuk belangamu (maksudnya jika anda memasak jangan sampai baunya
tercium tetangga), kecuali engkau memberi sebagian kepadanya. Janganlah,
engkau mempertinggi bangunan rumahmu, agar bisa melebihi rumahnya, dan
menghalangi masuknya angin, kecuali atas izin darinya, jika engkau
membeli buah-buahan, maka berikan sebagian buah itu kepadanya, Jika
engkau tidak mau memberinya, maka masukkan ia ke dalam rumahnya dengan
sembunyi-sembunyi, dan janganlah anakmu keluar dengan membawa satupun
buah itu, sehingga anaknya menginginkannya. Apakah kalian
memahami apa yang aku katakan kepada kaliuan, bahwa hak tetangga tidak
akan pernah ditunaikan kecuali oleh sedikit orang yang dikasihi Allah? [Hadits hasan, tersebut dalam Tafsir Qurthubiy]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar